[Chapter 4] I like you (난 니가 좋아)

Title: I like you ( 니가 좋아)

Written by : Heeshin & Ginger (click to visit Ginger’s room ^^)

Genre : Romance, Comedy

Cast(s):

  • Kim Yugyeom
  • Baek Yerin
  • Park Jimin
  • Lee Sunmi (as Kim Sunmi)
  • Kunpimook Bhuwakul
  • Choi Youngjae
  • Mark Tuan

-Four-

‘yerinb started following you’

Dia mulai mengeluarkan tawa tersendat-sendat lalu menarik nafas dan akhirnya berkata dengan keras,

Continue reading

[Chapter 3] I like you (난 니가 좋아)

Title: I like you ( 니가 좋아)

Written by : Heeshin & Ginger (click to visit Ginger’s room ^^)

Genre : Romance, Comedy

Cast(s):

  • Kim Yugyeom
  • Baek Yerin
  • Park Jimin
  • Lee Sunmi (as Kim Sunmi)
  • Kunpimook Bhuwakul
  • Choi Youngjae
  • Mark Tuan

-Three-

“Jinjja? Jinjjayo?” Youngjae melebarkan matanya yang lebih mirip dua butir kuaci itu ketika Kunpimook membuka topik obrolan makan siang kali ini dengan cerita tentang Yugyeom yang nyaris saja jadi korban ke-sampai hatian Ok Sonsaengnim di jam pelajaran pertama tadi. Pemuda yang punya tahi lalat di bagian bawah mata kanannya itu menatap kedua adik kelasnya bergantian, lalu berhenti agak lama pada Yugyeom yang duduk di sampingnya.

Continue reading

[Chapter 2] I like you (난 니가 좋아)

Title: I like you ( 니가 좋아)

Written by : Heeshin & Ginger

Genre : Romance, Comedy

Cast(s):

  • Kim Yugyeom
  • Baek Yerin
  • Park Jimin
  • Lee Sunmi (as Kim Sunmi)
  • Kunpimook Bhuwakul
  • Choi Youngjae
  • Mark Tuan

-Two-

Semenjak tau kalau Yerin adalah tetangganya, tinggal di sebelah rumahnya persis. Yugyeom berubah jadi tak biasa, ia mendadak selalu jadi yang pertama menawarkan diri untuk membawa kantung sampah ke depan rumah sebelum ibu menjerit menyuruhnya. Selalu bersemangat ketika ibu atau bahkan Sunmi memintanya untuk pergi belanja keluar meskipun itu cuma membeli sekotak susu. Dan kalau sudah berada di luar rumah, Yugyeom akan sengaja melambat-lambatkan langkahnya ketika melewati rumah Yerin, terkadang curi-curi pandang berharap gadis itu keluar. Pernah suatu ketika, Yugyeom baru saja pulang main dari tempat Kunpimook dan di saat bersamaan, Yerin keluar mengajak anjingnya jalan-jalan. Yugyeom bahkan baru tau kalau Yerin punya anjing. Singkatnya, keduanya sama-sama terkejut dan hanya berdiri diam bertukar pandang beberapa saat. Dan ketika Yerin tersenyum tipis lalu mengucap ‘annyeong’ pelan, Yugyeom mengangguk singkat dan terkesan cuek kemudian langsung ambil langkah seribu menuju kediamannya sendiri.

Continue reading

I Think I Wanna Marry You – Chapt 5

 

Dengan cuek, nona mafia itu melangkah cepat sambil mengeratkan kunciran rambutnya menuju gerbang rumah sakit. Ia tak menyadari jika sejak tadi ada sepasang mata yang tengah mengwasinya dari kejauhan. Sejenak ia berhenti dan menatap sekeliling, tak ada van hitam miliknya disana. Ia mengedikkan bahu, mungkin para anak buahnya lupa menjemput. Tak mau ambil pusing, Park Soo Ji meneruskan langkahnya meninggalkan areal rumah sakit.

 

 

“Dia tak banyak berubah.” Gumam pria berkacamata hitam dari balik jendela taksi yang di tumpanginya. Ia menyeringai kemudian member isyarat pad asang supir agar menunggu sementara ia turun sebentar.

 

 

Soo Ji berdeham, tenggorokannya terasa kering. Mungkin sekaleng lemon tea akan membuatnya lebih baik, segera saja gadis cantik itu menghampiri sebuah vending machine, memasukkan koin dan menekan tombol di deretan minuman pilihannya berada.

 

Tidak terjadi apa-apa, tak ada yang menggelinding keluar. Soo Ji mengerutkan alis, pasti mesinnya rusak. Sambil mendengus ia menoleh ke sekitar,memastikan tak begitu banyak orang yang lewat lalu menendang si vending machine yang malang.

 

 

Duak!  Ctak!

 

It works! Akhirnya kaleng lemon teanya menggelinding keluar, Soo Ji tersenyum puas lalu merunduk mengambil benda itu.

 

 

“Rupanya nona mafia ini masih tak berubah ya.” Kalengnya sudah terbuka namun urung ia reguk isinya karena sapaan seseorang yang sepertinya tertuju padanya. Soo Ji berbalik, ingin tahu siapa yang sudah sok akrab bicara demikian padanya.

 

“Annyeong.” Sosok jangkung berkulit lebih gelap dari pria asia timur kebanyakan itu tersenyum lebar pada Soo Ji seraya membuka kacamata hitam yang sejak tadi bertengger di wajahnya. Soo Ji tercengang, kelopak matanya mengerjap lamban.

 

“Seulong oppa?” ucapnya dengan mimik tak percaya. Si jangkung bernama Im Seulong di depannya ini masih tersenyum kemudian menarik Soo Ji ke dalam dekapannya.

 

“Bogoshippeo, Bogoshippeo Soo Ji-yah.” Ucap Seulong seraya membenamkan wajahnya di pundak Soo Ji.

 

“Ch-chakamman.” Agak kikuk, Soo Ji mendorong Seulong menjauh. Ia tak menyangka akan mendapat kejutan macam ini. Ya, cinta pertamanya datang setelah hampir tiga tahun meninggalkannya ke Amerika. Soo Ji menggelengkan kepalanya cepat, membuang raut tolol dari wajahnya lalu melayangkan tinju ke perut Seulong.

 

 

“Akh!”

 

“Oppa pikir oppa siapa? Main pergi seenaknya, tak pernah memberi kabar, dan sekarang tiba-tiba muncul?”

 

 

“Ya, ya, aku minta maaf Soo Ji-yah”

 

 

 

 

 

I Think I Wanna Marry U

 

 

“Byun Baekhyun! Kau keterlaluaaan!” Baekhyun terkesiap kaget saat seorang wanita paruh baya memasuki kamarnya dan melemparinya dengan tas.

 

 

Itu ibunya.

 

 

“O-omma, appeo! Aish.” Sungut Baekhyun yang hanya bisa menggunakan kedua tangannya sebagai pelindung. Setengah pikirannya sedang mencari tahu mengapa ibunya bisa tahu kalau ia dirawat disini.

 

 

“Neon! Kenapa bisa sampai seperti ini hah? Omona.” Nyonya Byun menatap miris puteranya lalu duduk di tepi kasur.

 

 

“Omma tau darimana aku disini?” bukannya menjawab Baekhyun lantas balik bertanya, ia hanya bisa meringis saat sang ibu membolak balik pipinya.

 

 

“Seorang gadis, menghubungi ibu lewat ponselmu. Ah, apa dia kekasihmu?” sang ibu menyipitkan matanya, sepertinya berita tentang siapa gadis yang menelponnya lebih penting ketimbang perkembangan keadaan Baekhyun sendiri.

 

“I-itu, Park Soo Ji.” Jawab Baekhyun masih meringis, antara sakit dan terintimidasi dengan tatapan ibunya. Nyonya Byun melebarkan matanya yang tampak berbinar.

 

“Dia kekasihmu? Hm?” desak sang ibu begitu antusias hingga tanpa disadarinya ia menduduki tangan Baekhyun yang dipasangi jarum infus. Dan terang saja itu langsung membuat Baekhyun mengerang kesakitan, hingga ibunya terlonjak kaget dan beberapa orang perawat menghambur masuk.

 

 

“Ada apa tuan?” Tanya salah satu dari tiga orang perawat yang masuk dengan wajah cemas. Baekhyun tak menjawab, ia hanya melirik tangannya yang berdarah hingga merembesi sprei. Nyonya Byun yang melihat hal tersebut langsung menekap bibirnya.

 

“A-aku tak sengaja menindih tangannya. Omo otokke…otokke?” panik ibu Baekhyun sementara ketiga perawat tadi justru saling menatap heran satu sama lain.

 

 

Dan memang selalu begitu, dimana ada nyonya Byun, disitu ada kehebohan.

 

 

 

……………………………………………..

 

“Uri Seulong-a! ah kemarilah kau anak nakal.” Seru Park Jin Young pada pria jangkung yang tengah berjalan bersama puterinya memasuki ruang utama. Soo Ji yang mendapati pemandangan seperti ini hanya bisa memiringkan kepalanya heran, sepertinya sang ayah sudah tahu kalau Seulong akan datang. Menyebalkan, jangan-jangan hanya dirinya yang tak tahu sama sekali?

 

“Appa sudah tau kalau oppa mau datang?” Tanya Soo Ji memastikan. Sang ayah yang sedang sibuk memeluk Seulong kemudian mengangguk dengan senyum lebar. Soo Ji mendengus, benar kan? Cuma dirinya yang tidak tahu.

 

“Aku sengaja kembali tanpa memberimu kabar hehe.” Seulong beralih ke sisi Soo Ji kemudian mengelus lembut pucak kepala gadis yang sudah seperti adik baginya ini. Perlahan diraihnya tangan Soo Ji dan ia genggam lembut.

 

 

“Aku kesini untuk menjemputmu.” Ucap Seulong pelan. Membuat Soo Ji membelalak tak mengerti kemudian melempar tatapan yang sama ke ayahnya.

 

“Menjemputku?” ulang Soo Ji lagi dengan kening berkerut.

 

“Aku mau kau jadi istriku.” Pernyataan yang terlontar tanpa beban itu seketika membuat dua orang Park disitu terperangah bersamaan. Sudah gila kah Im Seulong ini?

 

 

“Tidak lucu oppa.” Soo Ji menarik tangannya dari genggaman Seulong kemudian menghentak langkah pergi meninggalkan Seulong dan ayahnya yang masih tampak kebingungan. Raut muka Soo Ji tampak keruh, entah apa maksud Seulong kali ini, tapi itu berhasil membuat kacau.

 

 

“Nona kenapa? Sepertinya tidak senang dengan kepulangan Seulong Hyung?” takut-takut, Kim Jong In menghampiri Soo Ji yang sedang duduk bersila di tepi lapangan basket di belakang rumah. Sekilas Soo Ji melirik kedatangan Jong In kemudian menghela nafas panjang. Lampu hijau bagi Jong In, karena itu berarti sang Nona tak keberatan ia duduk di sampingnya.

 

 

“Nona mau cerita?” Jong In menunduk, mencoba bertemu pandang dengan Soo Ji. Tak lama kemudian datang lagi sosok Jaebum dan Myungsoo yang saling berangkulan sementara di belakang mereka menyusul Chansung dan Taecyeon.

 

“Oy,kau apakan Nona besar ha?” berlagak pahlawan Jaebum menjewer pelan telinga Jong In lalu ikut duduk bersila diatas hamparan rumput. Si magnae kemudian hanya menggerutu tak jelas sambil mengusapi telinganya. Tanpa disadari itu sudah membuat Soo Ji tersenyum samar.

 

“Nona tidak ikut makan siang dengan Bos dan Seulong-ssi?” celetuk Chansung sambil mengeluarkan sebungkus permen jeruk dari saku jasnya kemudian ia sodorkan pada Soo Ji.

 

“Tidak lapar. Gomawo.” Sahut Soo Ji datar sambil menyambut permen pemberian Chansung. Sejak dulu, walaupun kelihatannya ia selalu bertingkah galak pada pria-pria di sekitarnya ini, jauh dalam hatinya Soo Ji punya rasa sayang yang begitu tulus atas mereka, karena secara tak langsung mereka yang terus menjaganya dari dulu. Dan bagi Park Soo Ji, mereka bukan sekedar anak buah, bodyguard, dan apalah sebutan lainnya. Mereka keluarga, ya keluarga yang saling melindungi dan mendukung satu sama lain.

 

 

“Eh sebenarnya aku ada yang mau kubicarakan nih, mumpung kita semua berkumpul dan kebetulan ada Nona juga.” Atmosfer mendadak serius saat Myungsoo mengambil tempat duduk di tengah-tengah.

 

“Apa memang?” Soo Ji mengangkat dagunya sambil menghisap permen pemberian Chansung.

 

 

“Kudengar Seulong-ssi, terlibat sindikat jual beli narkotika di Hongkong.” Bisik Myungsoo mengundang gumaman tak jelas dari teman-temannya. “Makanya dia kembali kesini dan berniat menjalin kerja sama dengan kelompok kita. Dengan kata lain dia mau melebarkan sayapnya.” Lanjut Myungsoo lagi penuh keyakinan.

 

“Kau tahu darimana?” Tanya Soo Ji dengan tatapan tajam mengarah pada Myungsoo, di dukung anggukan yang lainnya.

 

“Teman main gameku, namanya Hoya. Nah dia tinggal di Hongkong, dan rupanya dia salah satu kurir disana.” Terang Myungsoo lagi, dan sekarang jadilah ia seperti bungayang dikerubungi para kumbang.

 

 

“Ng, ngomong-ngomong kenapa kalian jadi semakin dekat begini?”