“Kalau aku di posisi Kyungsoo, aku sih tidak mau lama-lama berkubang di friendzone.” Papar Myungsoo pada Min Ah sambil melempar kaleng kopinya yang sudah kosong ke tempat sampah.
Min Ah menautkan alis, matanya menatap kaleng kopi Myungsoo yang masuk dengan mulus ke tempat sampah di seberang mereka.
“Pria dan Wanita itu tak pernah bisa jadi sahabat.” lanjut sang manajer santai, sekilas ia melirik Min Ah kemudian tersenyum.
“Sunbae ini bicara apa sih.” Min Ah merengut sembari menyeruput kopinya yang belum habis.
“Kau dan Kyungsoo, yakin akan terus bersahabat?” Myungsoo sedikit memiringkan posisi duduknya menghadap Min Ah, menopang wajahnya dengan sebelah tangan yang bertumpu di paha.
“Tentu saja, kami sudah bersahabat sejak kecil.” jawab Min Ah sedikit tersendat tanpa menatap lawan bicaranya.
“Aku tau kau jatuh cinta padanya Bang Min Ah.”
Ucapan Myungsoo barusan terasa seperti tamparan telak bagi Min Ah. Ia skak mat, tak bisa berkutik. Karena itu benar adanya.
Dia, jatuh cinta pada Kyungsoo.
“Dan Kyungsoo bodoh sekali kalau dia tak menyadarinya.” lagi Myungsoo berucap enteng. Sementara Min Ah hanya meliriknya tanpa berkedip.
“Tuh kan, Sunbae suka bicara yang tidak-tidak ih. Kyungsoo dan aku sudah seperti saudara. Rasanya aneh saja kalau sampai ada yang terlibat…perasaan. Haha.” sangkal Min Ah sambil tertawa hampa. Myungsoo mengangkat sebelah alisnya, kemudian mengangguk-anggukan kepala.
“Ya sudah kalau begitu kau jatuh cinta padaku saja ya? Aah, waktu istirahat sudah habis. Ayo kembali bekerja!” dengan tanpa beban, Myungsoo kemudian bangkit dari duduknya, mengacak pelan rambut Min Ah sebelum meninggalkan gadis itu kembali ke ruangannya.
Sementara Myungsoo sudah menghilang dari pandangannya, Min Ah masih duduk termenung. Kejadian tadi malam kembali terulang dan entah kenapa rasanya sakit sekali. Perlahan ia merogoh saku roknya, mengeluarkan ponsel dan berniat mengubungi Kyungsoo untuk meminta maaf.
………….
Park Chorong menatap Kyungsoo dengan kening berkerut samar. Sejak mereka memulai makan siang tadi, pria di depannya ini tak terlihat seperti biasanya. Ia lebih banyak diam (walaupun biasanyapun Kyungsoo memang pendiam) hanya saja kali ini ia seperti orang lain. Tatapannya kosong dan beberapa kali Chorong mendapatinya menghela nafas begitu berat.
“Kyungsoo-ssi, gwenchana?” tanya Chorong cemas. Kyungsoo mengerjap cepat, seolah baru tersadar. Ia mengusap wajahnya beberapa kali kemudian tersenyum kaku.
“Gwenchana. Chorong-ssi, aku ke toilet sebentar ya.” pamit si Do kemudian beranjak dari duduknya. Meninggalkan Chorong sendirian bersama ponselnya yang tergeletak di atas meja.
Belum lama Kyungsoo meninggalkan meja, ponselnya bergetar panjang dan foto Min Ah tampil di layar. Chorong yang berada disitu sudah jelas dapat melihatnya. Perempuan itu hanya menatap ponsel Kyungsoo dalam diam, lalu menoleh kearah Kyungsoo yang sudah berbelok ke toilet, sebenarnya ia bisa saja memanggil Kyungsoo untuk memberitahu kalau ada yang menghubungi ponselnya, hanya saja Chorong justru bertindak sebaliknya. Perlahan tangan Chorong terulur meraih ponsel Kyungsoo yang masih bergetar, kemudian menolak panggilan dari Min Ah.
……………..
Dijauhkannya si ponsel dari telinga, menatap murung layarnya yang menampilkan fotonya bersama Kyungsoo di depan pohon natal di rumah nenek Kyungsoo tahun lalu. Beberapa saat pandangan Min Ah hanya terpaku pada potret menyenangkan itu kemudian menghela nafas panjang dan beranjak dari duduknya, melangkah gontai kembali ke tempatnya bekerja.
Fin